Bakso Penawar Rindu

21:00 Unknown 3 Comments

Setelah badan agak tumbang karena semalam adrenalin diobok-obok berbagai permainan di Royal Geelong Show, akhirnya saya mencoba kembali ke kehidupan yang wajar. Eh, meskipun wajar tapi tetap spesial tentunya. Melanjutkan niatan saya buat latihan menari seperti minggu yang lalu, akhirnya hari ini saya juga latihan lagi :D dengan semangat 45, saya meluncur dari Leopold menuju Highton!

Seperti minggu kemarin, saya berangkat dari rumah sampai pusat kota. Nah, dari situ saya janjian ketemu dengan Kak Neza lagi buat berangkat bareng sampai Highton. Meskipun cuaca panas dan angin kuat menerpa, akhirnya sampai juga kita di sanggar *makasih Kak Neza*.

Latihan hari ini cukup menguras tenaga karena selain latihan jaipong samba, saya juga belajar tarian lain yang memerlukan ekspresi muka yang total dan tenaga ekstra xD di dalam tariannya ada unsur Bali dan Boliwood, jadinya Baliwood. Gara-gara latihan tarian ini eh jati diri saya keluar, soalnya tariannya enerjik dan lucu. Meskipun tenaga terkuras, tapi ternyata enggak terkuras-terkuras banget kok, soalnya masih ada sisa tenaga buat makan bakso. Beres makan bakso ternyata tenaga saya pulih kembali xD

Bakso campur dari Mbak Rini
Gimana tenaga saya enggak pulih.. rencana makan bakso yang idam-idamkan sejak lama akhirnya terwujud juga hari ini. Apalagi ada sambel baksonya plus kecap manis.. nyammm banget pokoknya! Berhasil sedikit menambal rindu pada tanah air :') padahal saya udah terima kalau saya baru bisa makan bakso pas nanti ke Melbourne. Eh, ternyata rejeki enggak kemana dan datang lebih cepat. Makasih banyak Mbak Rini!

Karena baksonya homemade, jadi campuran di mangkok bisa kita pilih sendiri. Bakso kecil, mie, kuah, caisim alias sosin, tauge, tahu, sedikit brokoli dan potongan ayam jadi pelengkap. Duh, bener-bener jadi penawar rindu!

Selesai makan bakso akhirnya tiba juga waktu SMP (Sudah Makan, Pulang). Karena bis terakhir saya di hari ini udah lewat, jadi Mbak Santi menawarkan untuk antar saya sampai rumah. Padahal rumah Mbak Santi di dekat pusat kota, tapi harus muter dulu ke Leopold :') maaf merepotkan ya Mbak. Makasih banyak :)

Meskipun sederhana, tapi alhamdulillah hari ini bisa dilalui dengan membahagiakan. Sayang saya baru bertemu dengan sanggar Widya Luvtari sekarang-sekarang :( coba aja kalau dari dulu awal datang ke Aussie. Tapi enggak apa-apa, udah takdirnya. Semoga bisa jadi pengalaman yang berkesan sebagai oleh-oleh pulang nanti :)

Kiss,
-P

3 comments:

20 Minutes Blogging

11:17 Unknown 0 Comments

The timer is on.. and here it goes! My very first challenge:

20 Minutes Blogging
I challenge myself to make this 20 minutes blog post because usually I will spend hours just to edit the pictures and think what sentences that I want to type. And I didn't realize that may be the reason why I become lazy again in writing something. Is it only me or it happens to other people too? 

Last month I joined the #30HariKotakuBercerita project which I didn't continue because I had my holiday in the middle of the project. Actually it's a really good thing that we can join to some particular blog writing project (so I can be motivated to write). But yeah.... lots excuses came and I couldn't resist. I didn't bring my laptop and I couldn't do it on my phone because all pictures related to the topics were not there. Uh! I was disappointed of myself. 

By the way, right now I'm in my recess time at school and on my second week of the Term 4. In few weeks, my contract as an Indonesian Language Assistant here will be ended and I have to go back to Indonesia. I'm in dilemma whether I have to be happy or sad. I'm happy because I can meet my family and friends (and the most delicious food in world, for sure!), but I'm sad because my experience in this Roo's country has to be continued (later) in the uncertain times.  

Away from keyboard makes me have lots of story to share. I wish I can write them all as soon as possible. Last school term was ended beautifully. My spring break was great! I visited Apollo Bay in the Great Ocean Road and cool beaches in Bellarine Peninsula with my host family and girl friends. After that, the girls and I flew to Sidney for couple of days. Didn't know that Sydney trip was awesome and unforgettable! We even met some new people from Finland, Netherlands, and Italia.  We went back to Victoria and had few days of Aussie's farm experience in Pyramid Hill as our last adventure on the last break. It's all delightful and we really enjoyed it. 

Unfortunately every good thing comes to an end, so did my holiday. I have to deal with it--to be back to work. I wish the term 4 would be quickly ended.. just like lots of people said. But deep down... my heart wishes not to be that quickly.

Oh right.. 20 minutes almost up! I have to end this post with something. What about sharing five songs I like these days? Hope you like it like I do.

Sarah Jaffe - Clementine
Boy - Drive Darling
On Your Knees - Gabrielle Aplin
Sara Bareilles - Bluebird
James Morrison - One Life
If you want to do the same 20 minutes blogging challenge to yourself, feel free to do it! You don't have to think too much, just write your current thought directly.

Kiss,
-P

0 comments:

Menari Bersama Widya Luvtari

20:00 Unknown 1 Comments

Kalau dulu di hari Sabtu pengennya cuma malas-malasan di kasur dan enggak mau kemana-mana, kali ini saya mulai ingin lebih produktif lagi. Kalau lagi rajin sih biasanya suka kepikiran jalan-jalan di sekitar kota Geelong atau di Melbourne. Cuma karena lagi pengen mengasah bakat (meskipun enggak tahu punya atau engga), akhirnya saya memutuskan untuk ikut latihan nari dengan sanggar Widya Luvtari di Geelong.

Hari ini saya ikut 'trial' untuk melihat gimana kira-kira suasana dan latihan menari yang dijadwalkan setiap minggunya. Dan tanpa ragu saya memutuskan untuk ikut latihan di pertemuan berikutnya---yaitu hari ini. Tujuannya sih supaya saya bisa ada kegiatan tambahan, pengalaman baru, teman-teman baru, dan bisa melenturkan badan :)) Soalnya saya bukan orang yang gemulai apalagi jago nari yang banyak lenggak-lenggoknya... bahkan seingat saya sih saya cuma bisa tari saman (itu pun saya ada di level pemula dan harus dipaksa dulu biar ingat gerakannya hehehe).
Salah satu sesi latihan di sanggar Widya Luvtari

Alhamdulillah saya bisa kenal sanggar Widya Luvtari gara-gara Mas Bagas dari Saman Melbourne tiba-tiba ngajak saya ke acara ulang tahun sanggar ini. Saya masih ingat waktu itu kalau enggak salah hari Sabtu tanggal 29 Agustus 2015. Selain kenalan sama Widya Luvtari tentunya saya juga bisa ketemu teman-teman dari Saman Melbourne dan foto-foto cantik di sekitar Waterfront. Ternyata ada untungnya juga saya tinggal di Geelong, jadi kalau ada teman yang mau ke sini mudah-mudahan ingat saya *pede amat*. Habisnya… berbulan-bulan ini saya sedih sendiri. Pengen ikut latihan bareng Saman Melbourne apa daya tempat jauhan dan waktu yang enggak pas jadi penghalang. Jadinya cuma pernah ikut latihan sedikit itu pun masih amburadul . Tapi makasih Mas Bagas, saya bisa jadi kenal banyak orang gara-gara Mas Bagas xD!

Balik lagi ke latihan nari, hari Kamis kemarin saya dapat sms ajakan dari Kak Neza. Biar lebih gampang dan karena saya juga enggak tahu lokasi, akhirnya Kak Neza dengan baik hatinya ajak saya naik scooter dia sampai lokasi latihan. Hah? Scooter? Alias sepeda motor? Di Aussie?
Dibonceng Kak Neza :D

Jarang-jarag naik motor di sini :))
Saya kaget tapi seneng, soalnya udah hampir 9 bulan saya enggak naik motor  :)) padahal dulu sih bisa tiap hari naik motor pas lagi di Bandung. Dan akhirnya detik-detik naik motor pun tiba. Cihuy abis!
Di depan sanggar 

Mbak Neza dan Red Devil 

Sampai di sanggar, saya ketemu Mbak Rini dan juga langsung kenalan sama teman-teman baru lainnya dari Widya Luvtari. Mbak Rini langsung ajarin tarian yang benar-benar baru buat saya.. sampai saya enggak ingat apa nama tariannya :D kalau enggak salah sih ada unsur jaipongannya. Mudah-mudahan saya bisa ingat terus dan enggak menyerah. Untung Mbak Rini mengajar dengan sabar. 

Selain untuk dewasa, anak kecil juga bisa ikut latihan nari di sini. Sanggar ini juga enggak cuma buat orang Indonesia aja.. tapi siapapun boleh ikutan. Jadi makin seru latihan narinya, soalnya bisa sekalian berbagi cerita multikultural :) Duh, jadi enggak sabar buat cepet bisa nari :D

Kiss,
-P

1 comments:

Menjadi Pengajar Bahasa di Negeri Orang

17:30 Unknown 6 Comments


Salah satu sudut di kelas bahasa Indonesia.

"Kalau bahasa Indonesia bisa menjadi bahasa internasional bagaimana ya?"

Itulah yang ada di pikiran saya saat pertama kali menekuni pelajaran bahasa Inggris dengan serius. Sejak dahulu saya sangat termotivasi belajar bahasa Inggris karena bahasa ini adalah bahasa internasional dan saya pun ingin bisa mempraktekannya untuk berkeliling dunia.  Tetapi saya berpikir, bagaimana jika  nanti keadaan bisa mengubah status bahasa kita sendiri menjadi bahasa internasional? Wah.. saya yang bukan siapa-siapa ini langsung semangat membayangkan bahasa Indonesia digunakan di seluruh dunia. Tetapi muncul pertanyaan lainnya, apakah mungkin?

Kemungkinan itu mungkin sangat kecil sekali, tetapi kita tidak akan pernah tahu jika tidak mencobanya. Salah satu cara yang muncul di pikiran saya yaitu dengan menyebarkan pengajaran bahasa Indonesia kepada warga negara lain baik itu di negeri sendiri atau pun di negara-negara lain. Walaupun terasa sulit, tetapi bukan berarti tidak mungkin. Untuk dapat melestarikan dan menjungjung tinggi bahasa kita, kita juga harus mau belajar bahasa negara lain. Mengutip slogan Duta Bahasa: bahasa Indonesia itu wajib, bahasa daerah itu pasti dan bahasa asing itu perlu. Jadi, tidak ada alasan untuk kita menolak belajar bahasa.

Dan sekarang... di sini lah saya, terpaut jarak sekian ribu kilometer untuk mencoba berkontribusi sedikit dalam memperkenalkan dan membantu pengajaran bahasa Indonesia di negeri kangguru. Sebagai lulusan jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, saya disiapkan untuk menjadi guru bahasa Inggris di Indonesia. Tetapi peruntungan berkata lain. Alhamdulillah saya diberi amanat menjadi guru bantu bahasa Indonesia di sini lewat kesempatan yang diberikan oleh pihak kampus :D

6 comments:

Ayam Penyet Ria: Cita Rasa Indonesia di Melbourne

15:47 Unknown 9 Comments

Ayam Penyet Ria
"Gimana, kangen sama Indonesia enggak?"

Sering banget saya dapat pertanyaan kayak gitu. Dan jawaban yang selalu saya berikan adalah: "Ya kangen lah.. Apalagi makanannya!". Sebagai tukang makan dan pecinta kuliner tanah air, berat rasanya saat harus berjauhan dengan beragam bumbu dan rasa khas Indonesia. Apalagi makanan yang pedas-pedas... Uhhh paling susah deh saya nahannya!

Dulu saya sampai harus bawa bon cabe sendiri dari Indonesia karena saya takut gak bisa makan kalau tanpa sentuhan pedas. Eh.. Ternyata di Melbourne juga ada bon cabe di toko-toko Asia xD. Seneng banget deh rasanya bisa tetap menikmati rasa pedas di lidah.. Ini artinya perut bakalan tetap aman :D.

Tapi bagaimana dengan menu makanan lainnya di sini? Saya bisa sih sedikit-sedikit masak... Cuma kurang afdol gitu rasanya. Agak lucu juga sebenarnya, dulu saat di Indonesia saya lebih suka kuliner khas luar negeri. Tapi pas sudah tinggal di luar negeri saya malah pengennya menu Indonesia terus! Akhirnya saya pun mendaftar restoran-restoran Indonesia di sini dan setelah cari tahu, saya menemukan Ayam Penyet Ria yang berlokasi di Clarendon Street. Dari tampilan sambalnya sih sangat menarik, pertama kali lihat langsung jatuh cinta!



Sambalnya yang bikin ketagihan!


Dan ternyata dugaan saya terbukti, sambal di Ayam Penyet Ria enak banget! Mirip banget sama sambal di Indonesia, gurih-nikmat-dan-membawa-diri-ini-ke-angan-angan xD . Sejak saat itu, saya selalu ingin balik lagi ke tempat makan ini. Walaupun makannya sambil kepedesan, tapi tetep nagih. Gak kapok-kapok. Jangan lupa juga cocol lalapan dan tahu tempenya. Maknyus!

Meskipun ayam penyetnya enggak atau kurang dipenyet (aneh juga sih.. Jatuhnya kayak ayam goreng biasa aja pakai tambahan kriuk-kriuk), tapi tetep aja saya suka. Apalagi pas makan sambalnya dicampur kecap manis. Wuahhhhhh bikin ngiler diri sendiri kalau lagi kangen pengen makan di sini.

Tempat ini selalu ramai setiap hari, apalagi saat jam makan siang. Kebanyakan sih warga Indonesia juga yang makan di sini, tapi suka ada aja orang Asia lainnya dan juga bule yang juga mau coba makan di sini. Kalau enggak terlalu suka yang pedes-pedes bisa coba menu lainnya. Ada gado-gado, rawon, soto, dan kadang juga ada pempek palembang. Harga berkisar AUD $10-$20.

Nah buat siapapun yang ke Melbourne dan kangen masakan Indonesia, wajib banget ke Ayam Penyet Ria. Dari pusat kota, kita bisa naik trem no 12 dari depan Southern Cross ke arah Melbourne Selatan. Nanti berhenti di Clarendon Street No 248. Rumah makan ala Indonesia ini biasanya buka dari jam 12 siang sampai jam 20.30. Kalau enggak sempat makan di tempat, kita bisa take away loh. Kalau mau nambah sambalnya juga bisa, tapi harga satuannya 50 cents :D. 

Oh iya! Saya punya beberapa tips makan di rumah makan Indonesia di Melbourne:
1. Jangan pernah membandingkan harga di sini dengan di Indonesia. Kalau dibandingkan terus yakin deh enggak bakalan mau makan. Menu tradisional yang biasanya bisa dibeli dengan harga Rp.10.000 - Rp.50.000, di sini harganya bisa berkali-kali lipat karena disesuaikan dengan standar biaya hidup orang sini. Belum lagi bumbu dan bahan yang mungkin gak ada di sini, jadi wajar kalau lebih mahal.
2. Bisa pesan makanan pakai bahasa Indonesia. Biasanya banyak tempat makan Indonesia di Melbourne yang memperkerjakan orang Indonesia juga, jadi kita enggak perlu pesan pakai bahasa Inggris. Tapi harus hati-hati, jangan lupa cek dulu siapa tau mereka bukan orang Indonesia dan mereka enggak ngerti apa yang kita katakan hehehe.
3. Jangan lupa sapa kasir pas kita pesan makanan. Selain karena sudah jadi kebiasaan di sini, kita bisa coba sapa dengan ramah siapa tau dikasih diskon :D.
4. Bawa uang tunai. Ada banyak tempat makan Indonesia di Melbourne yang gak bisa pakai kartu debet (EFT Pos), jadi lebih baik ke ATM dulu dan pastikan kita bawa uang tunai.
5. Cek lokasi di peta atau aplikasi dengan baik. Kalau pertama kali cari tempat makan Indonesia di negara orang lain wajib banget cek di peta atau aplikasi transportasi publik. Jangan sampai nyasar xD.
5. Jangan ngomong yang aneh-aneh dan jangan curhat terlalu kencang saat makan. Soalnya meskipun di negara orang, tapi rata-rata yang ada di situ kan orang Indonesia juga hehe.

Pokoknya.. buat siapapun yang mau ke Melbourne, jangan khawatir sama menu makanan dari Indonesia... Banyak kok di sini yang enak-enak. Cuma harus cek dan ricek dulu siapa tau rasanya kurang pas di lidah kamu. Tapi kalau untuk Ayam Penyet Ria sih pasti juara! Aku enggak pernah kecewa meskipun sudah berkali-kali makan di sana. 

Duh, jadi lapar!

Kiss,
-P

9 comments:

Pasarnya Ratu Inggris: Queen Victoria Market

17:30 Unknown 2 Comments

Kurang lengkap rasanya kalau tinggal di suatu tempat tapi belum mengenal pasar yang ada di tempat tersebut. Kalaupun hanya berkunjung saja buat liburan, pastikan kita juga coba belanja atau sekedar jalan-jalan di pasar yang paling "hits" di tempat yang kita kunjungi itu. Kenapa? Karena pasar menjadi salah satu tempat utama untuk pusat interaksi warga. Dan ternyata alasan saya ini terbukti saat saya menyempatkan jalan-jalan bersama teman-teman ke Queen Victoria Market, alias Pasar Ratu Victoria yang ada di Melbourne. 

Pasarnya Ratu Inggris: Queen Victoria Market

Pasar ini biasa juga disebut dengan Queen Vic atau Vic Market. Tetapi kalau mau ke sini jangan salah sebut, bisa-bisa nyasar. Karena ada juga pusat perbelanjaan modern bernama QV yang tidak jauh dari tempat itu. Kebetulan saya sendiri pernah mengalami, saya kira QV itu Queen Victoria Market yang sering disebut orang-orang.. eh ternyata bukan :D

Queen Victoria Market ini adalah satu-satunya pasar tertua dari abad 19 yang masih bisa bertahan di tengah kemajuan Melbourne sebagai kota metropolitan. Pasar-pasar "tua" lainnya sudah ditutup sejak lama. Oleh karena itu, Vic Market juga jadi salah satu tujuan wisata para wisatawan baik itu lokal atau pun mancanegara. Bahkan pasar ini telah didaftarkan di Victorian Heritage Register sebagai pasar yang bersejarah. Bangunan tuanya pun masih kokoh menghiasi jalan Queen Elizabeth dan Victoria. Oh iya, nama pasar ini diambil dari Ratu Inggris yang menduduki tahta dari tahun 1837-1901. Makanya jangan heran kalau nama ratu yang satu ini tersebar dimana-mana di Australia, khususnya di negara bagian Victoria.

Ada sedikit cerita menarik dari bagian Vic Market ini. Bagian yang sekarang digunakan sebagai tempat parkir sebelumnya digunakan sebagai area pemakaman. Wah.. untungnya di sini enggak percaya yang aneh-aneh ya. Jadi area pemakaman yang diubah fungsinya pun baik-baik aja. Enggak ada cerita-cerita menakutkan yang beredar apalagi kalau dipercaya bisa bikin pasar enggak laku. Toh ternyata pasar ini sampai sekarang selalu kebanjiran pengunjung dan pembeli :))

2 comments:

Delapan Oasis di Kota Melbourne

16:00 Unknown 2 Comments

Siang itu, rencananya saya akan berjelajah di tengah kota dan berbelanja beberapa barang yang saya perlukan. Tetapi ternyata saya salah naik trem dan ujungnya 'terpeleset' ke satu taman yang sangat indah. Saya baru tahu, ternyata tersesat sedikit di kota ini bisa mendapatkan penyegaran, seperti menemukan oasis di tengah gurun.

1. Fitzroy Garden

Daun berguguran di Fitzroy Gardens

Karena saya hanya seorang diri dan enggak punya tujuan yang jelas, akhirnya saya memutuskan untuk mengelilingi taman sambil mengambil beberapa foto untuk dibawa pulang. Saya enggak nyangka, ternyata tamannya sangat luas. Taman ini bernama Fitzroy Gardens. Meskipun lama-lama saya merasa lelah, tetapi langkah kaki saya terus bertambah. 

Cuaca yang mendukung ditambah semilir angin segar membuat saya terlena dalam pelukan dedaunan yang mulai berguguran. Musim gugur ternyata sudah menampakkan batang hidungnya. Saya pun sangat bersemangat. Ini pengalaman pertama saya bertemu musim gugur.

2 comments:

Melbourne Says "Hi!" to You ♥

20:45 Unknown 6 Comments

Hai kamu yang ada di sana! Selamat datang di kota Melbourne!

Tak terasa ternyata sudah jalan delapan bulan saya tinggal di negeri kangguru dan koala ini. Mungkin kesempatan yang sedang saya jalani belum begitu lama jika dibandingkan dengan orang lain. Pada hari-hari kerja, saya tinggal di Geelong. Tetapi pada akhir minggu, jiwa dan raga saya selalu ingin berada di ibu kota Victoria ini. Sehingga saya pun merasa menjadi salah satu bagian dari Melbourne dan terikat dengannya. Tak pernah sebelumnya terbayangkan, saya akan berada di sini. Di kota yang baru-baru ini kembali mendapat predikat The Most Livable City in The World untuk yang kelima kalinya. Kota yang berjarak kurang lebih 5000 kilometer dari tanah kelahiran saya, Bandung. 

6 comments:

[REVIEW] ELF Studio Matte Lip Color - Neutral Shade

19:00 Unknown 1 Comments

Going a little bit soft? Why not!

ELF Studio Matte Lip Color - Neutral

Sebagai orang yang ceria dan pecinta warna-warna ngejreng, saya merasa gagal karena setiap kali berkaitan dengan lipstik saya selalu pilih warna-warna yang agak lembut dan enggak terlalu menonjol. Termasuk yang satu ini, e.l.f. Studio Matte Lip Color dengan warna netral. 

Pertama kali pakai saya langsung suka sama warnanya. Persis warna bibir yang saya pengen dari dulu. Apalagi dengan tampilannya yang matte, jadi enggak berasa kayak makan gorengan (saya pribadi enggak terlalu suka yang glossy, kilapnya jadi kayak berminyak hehe). 


Warnanya natural.

Cuma sayangnya kalau dari jauh dilihat, saya jadi kayak pucat gitu. Kayaknya sih pengaruh warna kulit dan sinar matahari. Padahal liat foto di internet kayaknya bagus gitu.. Enggak pucat-pucat amat :( Pelajaran banget nih, yang dipakai orang lain bisa nampak bagus.. belum tentu bagus buat kita.

Well, terlepas dari pucat atau enggaknya, saya tetap suka produk yang satu ini. Selain harganya terjangkau juga bentuknya yang retractable bikin kita enggak perlu menyerut kayak pensil bibir lainnya. Aplikator lipstiknya juga gampang dipakai, cuma harus agak hati-hati karena kalau terlalu semangat nanti lipstiknya rentan copot dari aplikatornya -_- (saya ngalamin nih,, agak bete). Tapi enggak apa-apa, kalau copot bisa dibalikin lagi ke tempatnya kok :))

I love this colour!
Pros:
  1. Harganya terjangkau untuk ukuran produk internasional.
  2. Warnanya sama kayak warna yang ada di bungkus produk.
  3. Pemakaiannya cukup mudah karena bentuknya yang retractable.
  4. Cukup lembab, walaupun enggak seharian.
Cons:
  1. Cepat hilang (kalau banyak makan :D).
  2. Harus beberapa kali oles sampai warna yang kita inginkan terasa pas.
  3. Meskipun matte, tapi pas dipakai enggak terlalu matte. 
  4. Warna cenderung lebih pucat saat dipakai dan terkena sinar matahari.

Pros cons sama-sama ada empat.. Jadi bukan berarti sangat direkomendasikan atau pun enggak direkomendasikan. Direkomendasikannya biasa aja :D tapi kalau dilihat-lihat sih kayaknya produk ini bakalan awet dipakai dibandingkan produk yang lain. Mudah-mudahan aja :D

Kiss,
-P 

1 comments:

[TIPS] Homesick dan Cara Mengatasinya

17:26 Unknown 3 Comments


Because home is where your heart is..
Siapa sih yang gak sedih kalau jauh dari keluarga tersayang dan orang-orang terdekat? Saya yakin bener deh.. semua orang pasti ngerasa kayak gitu. Kecuali keluarganya jahat atau gak ada orang-orang yang terasa dekat di hati. Kalau rasa sedih ini muncul, bawaannya galau dan gak karuan. Penyebabnya sih biasanya gara-gara kangen tapi gak tersalurkan. Gak bisa ketemu, gak bisa komunikasi, atau mungkin bisa komunikasi tapi gengsi :)) 

3 comments:

[REVIEW] e.l.f. Cosmetics (Eyes Lips Face) - Kosmetik Terjangkau dari New York

20:00 Unknown 0 Comments

Kesayangan baru :')

Dari sekian banyak produk kecantikan yang lagi booming saat ini, e.l.f Cosmetics alias Eyes Lips Face jadi salah satu yang saya tunggu-tunggu.. malah dari tahun kemarin nunggunya. Meskipun sudah ada distributornya di Indonesia, tapi baru sempat coba pas sudah tinggal di Aussie. Dari segi harga, kalau dibandingkan produk Indonesia di pasaran memang agak mahal sedikit, tapi kalau dibandingkan dengan produk luar sih e.l.f cukup terjangkau dan kualitasnya juga lumayan bagus. 

Waktu di Indonesia, e.l.f  cuma bisa dibeli online, soalnya belum ada toko resminya. Kirain di Aussie bakalan bisa lebih gampang beli langsung di toko.. ternyata enggak juga. Coba cari di drugstore ternyata enggak ada, dan di supermarket pun hanya ada di supermarket tertentu dengan lokasi tertentu juga. Di sini saya baru nemu di Kmart Ringwood. Katanya sih di Target ada, tapi belum nemu sama sekali di Target Melbourne & Geelong. Begitu pula dengan beberapa beauty store, katanya ada tapi lokasinya jauh :| Ya ujung-ujungnya lebih gampang beli online dari website-nya langsung. Meskipun enggak bisa coba testernya, tetapi kadang-kadang di website-nya, e.l.f suka mendadak diskon bahkan sampai 50% dan juga gratis pengiriman dengan total pembelanjaan tertentu. Tapi ya mendadak diskonnya cuma sebentar dan berakhir dengan cepat. Akhirnya untung-tuntungan aja. Kalau memang perlu banget jadi harus beli di Kmart deh :| jauh.

Akhirnya pada tanggal 22 Juni saya memutuskan untuk mencoba memesan online di elfcosmetics.com.au  dan setelah menunggu kurang lebih dua minggu... pesanan pun datang! 

Paket besar ELF pun datang!

Paket dari ELF dibungkus dengan aman.

Pas pertama lihat paketnya, wah ternyata gede banget! Dan yang lebih bikin bahagia lagi, paketannya sangat rapi, aman, dan profesional. Enggak ada satu pun produk yang saya pesan rusak. Saya baru sadar ternyata saya agak impulsif :( Tapi dari awal masukin produk-produk ini ke keranjang belanja, saya udah niat untuk menahan diri memakainya sekaligus. Ya... hitung-hitung sebagai investasi di masa depan biar enggak usah beli-beli lagi *I wish!*

Produk-produk yang saya pesan termasuk e.l.f Studio, e.l.f Minerals dan e.l.f Essentials. Tiga jenis produk ini berbeda dalam hal:
  1. e.l.f Studio - katanya sih cocok banget buat profesional make up artist atau pun konsumen yang lebih ingin 'profesional'. Lebih vegan friendly.
  2. e.l.f Minerals - produknya khusus yang terbuat dari natural minerals
  3. e.l.f Essentials - produk make up yang cocok untuk dipakai setiap hari karena harganya lebih terjangkau dan konsumen bisa memodifikasi pallette yang mereka punya.

Yang saya suka pastinya produk dari jenis ketiga, soalnya emang lebih terjangkau. Tapi kalau ngomongin kualitas sih mungkin yang studio yang lebih bagus ya. Tapi enggak apa-apa, mau yang mana pun, semua produk dari e.l.f. ini katanya 100% no animal cruelty dan ikut kampanye no fur dari PETA. Pantes aja meskipun masih tergolong brand baru, produk e.l.f. udah menyebar sampai 17 negara.. atau mungkin lebih. 

Saya berani beli online karena sebelumnya udah coba beberapa produknya dengan beli langsung di supermarket. Eh enggak nyangka.. ternyata cocok. Makanya jadi penasaran coba jenis yang lainnya :D

Ada yang udah pernah coba e.l.f. juga? Inget ya, e.l.f. cosmetics, bukan ELF fans dari Super Junior xD

Kiss,
-P 

0 comments:

[TIPS] Jalan-jalan ke Gunung Bersalju

17:48 Unknown 0 Comments


Untuk mengunjungi tempat bersalju, apalagi jika belum pernah sebelumnya, sudah pasti kita harus memperhatikan beberapa hal penting. Nah, di tulisan kali ini saya akan memberi tahu beberapa hal penting yang bisa kamu masukkan ke dalam catatan persiapan perjalanan. Jadi, apa saja hal-hal penting tersebut?

PERINGATAN hal-hal yang dianggap penting oleh penulis belum tentu dianggap penting oleh orang lain. Jangan kecewa, protes, marah, apalagi murka :))

0 comments:

[Diary] Winter Wonderland

15:11 Unknown 0 Comments

Sewaktu saya masih kecil, saya sering bermimpi dan berkhayal untuk bisa melihat salju secara langsung. Sebagai orang yang tinggal di negara tropis, pastinya melihat salju adalah salah satu bagian dari bucket list  yang nampaknya gak murah.  Sudah tertanam di benak saya bahwa saya harus menabung dan  mencari cara tanpa harus meminta kepada orang tua. Diam-diam, ternyata Tuhan mengabulkan permintaan saya tanpa  harus saya teriakkan. Dan syukurlah, pada tanggal 3 Juli tahun 2015, keinginan saya terwujud.

Gadis lugu di tengah pepohonan bersalju :D

0 comments:

VLOG - Where I work

16:03 Unknown 0 Comments

0 comments:

Athletics Day at John Landy Athletics Field!

16:53 Unknown 1 Comments

Setelah kemarin pegal-pegal karena tepar keliling Moomba Festival di Melbourne seharian, akhirnya hari ini saya kembali ke sekolah. Ternyata hari ini tidak ada pembelajaran di kelas karena ada Athletic Day! Yay! All class dismissed!

Untungnya kemarin saya udah dikasih tau koordinator saya, Mbak Aphra, untuk pakai pakaian olahraga. Pas tadi pagi ke sekolah, buset.. seru banget! Saya liat banyak murid yang memakai kostum tidak seperti biasanya. Mereka lebih ekspresif dan mukanya lebih ceria. Semua guru-guru juga sama, lebih sporty dan santai.


Funny Costume at Athletic Day!

1 comments:

Culture Shock: Cium Pipi atau Cium Bibir

23:08 Unknown 4 Comments

Di sore hari Minggu yang santai ini, saya dan host fam saya sudah menyiapkan alat makan dan meja untuk makan malam di halaman belakang. Saat lagi ngobrol seru dan nunjukkin foto-foto keluarga saya, tiba-tiba mereka ngasih tahu kalau mereka bakalan ke rumah temannya dan saya pun diajak. Wah, agak bingung nih. Bingung kalau nanti mereka ngobrol tapi saya enggak ngerti :)) 

Tapi karena saya enggak gampang menyerah dan enggak mau kalah dengan rasa bingung saya, pastinya saya pun terima tawaran itu. Alasan lain ya karena proses ini adalah salah satu dari proses adaptasi yang saya jalani di sini. Kalau saya menghindar terus nanti saya bakalan susah dong adaptasinya? Oke. Akhirnya saya capcus buat ikut host fam saya mengunjungi temannya.

Di perjalanan, host fam saya mampir ke minimarket untuk membeli minuman segar. Nantinya minuman itu akan diberikan dan dinikmati bersama saat ngobrol-ngobrol cantik. Selain itu, host fam saya juga membawa cemilan dan telur untuk diberikan kepada tuan rumah. 

Rumah teman dari host fam saya tidak terlalu jauh. Ya.. kira-kira hanya beberapa blok dari tempat tinggal kami (((KAMI))).  Rumahnya bagus dan nyaman. Meskipun tidak bertingkat, terdapat halaman depan dan halaman belakang yang luas tipikal rumah khas Australia. Tambah kaget lagi karena ada kolam renangnya. Wah pasti betah banget tinggal di sini. Asik banget soalnya!

Ada hal lain yang bikin kaget.. pas host fam saya betemu teman dan suaminya, mereka cium bibir!

4 comments:

Makan Apa? Makan Apa? Makan Apa Sekarang?

15:36 Unknown 0 Comments

Memasak sudah menjadi bagian dari hobi yang enggak bisa saya tinggalkan. Saya suka banget masak dengan catatan: ada bahan-bahannya. Selain itu ada catatan lain: enggak perlu pakai resep alias suka-suka aja. Kalau orang tua bilang mungkin agak pemalesan, kalau saya bilang sih menguji kreatifitas *halah *ngeles*. 

Setelah hampir dua minggu tinggal di benua lain dan kebanyakan hanya mengandalkan roti dan goreng telur biar gampang, akhirnya di akhir minggu ini saya bisa bikin sesuatu yang lebih nyaman di lidah dan menyelamatkan rasa-rasa yang kemarin sempat hilang. Salah satu cara biar gak enek makan roti terus, saya selalu taburi bon cabe di makanan saya.  Thanks God, saya bisa makan dengan nikmat. Ada yang kurang sih sebenarnya... Royco. *sumpah ini gak dibayar*.

Karena host family saya tidak ada di rumah (mereka harus bekerja dan bermain golf), jadinya saya diperkenankan buat bikin makanan buat saya sendiri. Sempet kepikiran buat bikin sesuatu yang ada telurnya tapi telur lagi habis, jadinya saya pengen bikin sesuatu yang manis. Meskipun tiap hari makan roti, entah kenapa saya tetep makan roti pagi ini. Udah mulai terbiasa kayaknya. Lama-lama saya yakin bahasa Inggris saya bakalan makin lancar karena makan roti.

Akhirnya, roti primadona pilihan pun saya masukkan ke dalam toaster dan setelah itu saya susun. Enggak lupa saya oleskan butter dan selai strawberry. Untuk menambah rasa creamy, saya tambahkan es krim vanilla. Gak susah kan? Tinggal kasih blackberry dan strawberry jadi deh. Sarapan pun terasa mewah. Jangan lupa siapkan susu kedelai dan energen biar makin sehat.

"Energen? Emang ada Pi di sana? "

Ada coy.

Ini dia penampakannya.

0 comments:

All my bags are packed I'm ready to go...

17:00 Unknown 3 Comments

Semalam saya enggak bisa tidur nyenyak. Meskipun udah packing dari seminggu sebelumnya dan merasa udah siap berangkat, tetep aja saya bongkar lagi packingannya dan barter barang yang perlu atau tidak perlu dibawa. Sekejap saya sadar, saya stress. Takut ada yang kurang, takut bawa yang enggak penting, dan takut-takut lainnya. Lama-lama jadi pusing tapi akhirnya tidur juga. 

Tanggal 1 Februari akhirnya datang. Saya bangun subuh dan menyiapkan segala sesuatu agar jangan sampai ada yang ketinggalan meskipun dilanda kebingungan. Saya bingung menyebut hari ini sebagai hari apa. Apakah hari yang dinanti atau hari yang cepat-cepat ingin dilewati. Yang pasti, perasaan saya enggak karuan. Saya senang akhirnya saya bisa menjalankan salah satu bucket list di hidup saya, tetapi di sisi lain saya pun tetap merasakan sedih, takut, bingung dan pasrah. Beragam perasaan itu saya coba tutupi agar jangan sampai keluarga dan orang terdekat tahu bahwa saya pun merasakan kekhawatiran yang mereka rasakan. Cukuplah mereka tahu bahwa saya kepalang bahagia dan excited.

Selain keluarga inti, ternyata keluarga saya yang lain pun banyak yang ingin mengantar--termasuk keluarga pacar. Saya enggak memungkiri kalau saya seneng banget, meskipun saya ngerasa enggak perlu dianter sama banyak orang karena nanti kasian mereka kecapean, toh saya akan berada di mobil yang berbeda. Tapi saya bersyukur mereka masih perhatian sama saya dan akhinya pasrah buat diantar :')


All my bags are packed I'm ready to go...
Saat masukin koper dan tas ke bagasi, saya pengen nangis. Seriusan nih saya mampu jauh dari orang-orang yang saya cintai selama satu tahun penuh? Emang sih dari awal kuliah saya udah latihan untuk jauh dari keluarga.. tapi saat akhir pekan saya masih menyempatkan diri untuk berkumpul bersama keluarga. Nah kali ini saya belum tau jawabannya apakah saya mampu atau tidak. Yang pasti saya harus berkuat diri *mewek*.

Sebenenya sedih banget pas foto bareng keluarga, gak pernah lengkap :') Maaf mah enggak sempet foto pake toga bareng sekeluarga. Nanti pas Pia pulang aja ya...

Kedua kalinya foto bareng Akang.. akur :D

Akang, Teteh, dan keponakan jagoanku <3
Selfie Sukaesih pake kerudung dari @yuliahaji <3
Siapa lagi kalau bukan...

Setelah foto-foto bareng keluarga, saya pun langsung berangkat. Perkiraan perjalanan yang akan memakan waktu 2 jam pupus sudah, ternyata cepet banget di jalan. Enggak sampai satu jam. Mungkin karena hari Minggu dan lewat tol ya. Sampai di kampus udah ada Tiara (alias Hime) dan ibunya. Ternyata kampus sepi banget.. belum ada siapa-siapa. Kami kepagian :)) Tapi setelah menunggu sampai jam 11, akhirnya semua berkumpul termasuk Robita (alias Obit) dan keluarganya.

Detik-detik pelepasan tiga dara
Saat pelepasan tiga Indonesian Language Assistants
Di pelepasan ini, pihak kampus menjelaskan kepada keluarga mengenai tugas kami. Kami bertiga terpilih dari para pelamar yang merupakan alumni dari jurusan pendidikan yang ada di Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni UPI untuk menjadi guru bantu bahasa Indonesia di Victoria, Australia. Guru bantu ini dikenal dengan istilah Indonesian Language Assistant. 

Language Assistant sendiri bukanlah merupakan guru yang bertindak sendirian dalam proses pengajaran bahasa Indonesia di tiap kelasnya. Sesuai namanya, kami akan mendampingi dan membantu guru bahasa Indonesia yang bertugas di sana untuk sinkronisasi pengajaran bahasa Indonesia. Baik itu dari tata bahasanya, budayanya, atau pun yang lainnya. Kalau biasanya kita belajar bahasa Inggris suka ada bule sebagai native speaker, nah ini giliran saya dan teman-teman yang jadi "bule" di sana. 

Pihak kampus menyampaikan bahwa keluarga tidak perlu khawatir dengan tiga dara ini. Karena program ini sudah menjadi tanggung jawab Department of Education and Training VIC Australia dan kelangsungan hidup kami akan terjamin. Alhamdulillah dengan mendengar itu langsung dari dosen yang menyeleksi saya, orang tua saya pun bisa lebih tenang dan percaya dengan apa yang saya sampaikan. 

Proses persiapan yang kami alami ini tidak mudah. Kurang lebih berlangsung sejak akhir Juli tahun 2014. Mulai dari deg-deg-an seleksi sampai beli tiket pesawat pun kami jalani sendiri. Maklum kami belum pernah ke luar negeri jadi agak rempong waktu persiapan. Karena visanya ditungguin banget, jadi berasa lama deh :))

Overall, acara pelepasan di kampus berjalan lancar meskipun ada momen haru di saat dosen saya mempersilakan orang tua untuk memberikan sepatah dua patah kata. Bapak saya yang berada di samping Pak Sri Harto pun mengeluarkan suara dengan tersedu. Enggak kerasa air mata saya ikut menetes.. karena itu pertama kalinya saya lihat bapak saya meneteskan air mata. Bahkan saat ibu dari bapak saya meninggal pun, saya tidak melihat bapak saya menangis. Mungkin bapak mencoba tegar untuk menguatkan adik-adiknya. Tapi saat saya mau pergi ke benua sebelah, ternyata air mata beliau turun juga. Semoga air mata itu adalah air mata kebanggaan. 

Foto bersama keluarga dan pihak kampus
Habis acara pelepasan yang pasti enggak lupa buat foto-foto. Asli nih, dipaksa sama pihak kampus buat dokumentasi (Padahal ya emang seneng juga sih foto-foto)!

Terima kasih Pak Sri Harto atas bimbingan dan kesempatannya

Family and friends..

Winda, sepupu yang lagi sibuk ini masih nyempetin datang :*
  
Thanks a lot my lovely sisters, dateng jauh-jauh dari Cianjur


Of course, thank you so much my crazy bestfriends for being there.

Moncicis, I love you so much!

3 Generasi: Mamah - Umi - Zaskia Mecca

Keponakan jagoan tersayang!

Two best men in my life
Setelah beres acara sedih-sedihan di kampus, saya, Hime dan Obit masuk ke mobil kampus ditemani supir dan salah satu staf kampus. Sementara itu keluarga kami masing-masing ada di mobil mengikuti kami. Sayang sekali kakak saya enggak bisa ikut ke bandara. Tapi kalau ikut juga kasian nanti krucil kecapean di jalan. 

Di tengah perjalanan saat berhenti di rest area, kami pun masih menyempatkan diri bertemu dengan keluarga masing-masing. Entah kenapa saya ngerasa bercanda, masih belum kerasa mau pergi jauh. Rasanya hati ini kosong dan euforia yang sebelumnya mengendap, sekarang menghilang. Saya enggak tau kenapa. Saya cuma bisa bismillah aja sambil terus berdoa.

Sesampainya di bandara, kami disambut hujan besar. Doa kami semakin kencang karena kami ada perasaan was-was melakukan penerbangan saat cuaca seperti ini. Tapi kami serahkan pada Yang Maha Kuasa. Semua dah ada yang menentukan, kan?

Hujan di bandara

Finally, I'm here. My third flight.
Karena perjalanan yang cukup lancar, akhirnya kami harus menunggu agak lama di bandara. Alhamdulillah masih ada waktu untuk berkumpul bersama meskipun sebenarnya saya bingung harus bagaimana. Sempet ketemu Rindra si pegawai Garuda yang ngebela-belain datang ke Gate 3 buat ketemu saya dan Hime sebelum berangkat. Udah gitu ngasih suvenir Garuda pula! Makasih banyak Rindra! 


Bahkan keluarga dari Bekasi pun datang buat perpisahan sama saya. Terharu :')

Dan.. ada Rindra! Pegawai maskapai yang kita naikin nih!
Pengennya lagi nunggu gini sih ya ceria dan ngajak ngobrol satu-satu. Tapi saya takut bakalan nangis. Saya tahan dulu aja. Memasuki waktu mau check in, saya solat dulu bareng mamah. Akhirnya air mata yang ditahan dari siang pecah juga pas salim sama mamah habis solat. Sempet dihapus dulu pas jalan mau ke tempat ngumpul.. Eh.. ternyata... pas waktunya check in nangis lagi juga. 

Pamitan kali ini merupakan pamitan yang paling berat saya alami. Mungkin orang lain bilang, "Ah lebay amat... setahun juga balik lagi." Tapi entah kenapa saya enggak bisa sesantai itu. Duh gak kuat kalau nyeritain bagian yang ini. Skip aja kayaknya :')

Setelah puas pamitan dan menangis, akhirnya saya dan dua dara lainnya check in lagi (check in yang pertama sejam yang lalu buat simpen bagasi doang). Setelah itu antri ke bagian imigrasi dan santai di waiting room karena belum boarding. 

Waiting.
Waktu menunjukkan pukul 9 malam. Ini tanda kami harus menuju boarding gate. Sempet deg-degan pas diperiksa walaupun enggak bawa yang macem-macem, meskipun pada akhirnya enggak kenapa-napa juga. Akhirnya kami bisa lebih rileks dan ketawa-ketiwi di boarding room.

Padahal udah ngantuk abis.

Bismillah...

Jantung pun berdegup cepat. Sebentar lagi kami berangkat.. semoga selamat sampai tujuan. Aamiin.


Kiss,
- P

3 comments:

Instagram Snaps

www.piazakiyah.com. Powered by Blogger.